Mahasiswa Aktivis, Peroleh Beasiswa Cendekia BAZNAS

Februari 2, 2021, oleh: superadmin

Beasiswa adalah hal yang sering kali dicari oleh mahasiswa untuk menunjang kehidupan dalam hal mencari ilmu. Sehingga tak jarang setiap mahasiswa berusaha keras dalam memperoleh beasiswa dengan tekun belajar atau melakukan kegiatan kemasyarakatan yang menunjang nilai prestasi pada mahasiswa tersebut. Begitupun yang dilakukan M. Risydan ABP, mahasiswa yang memperoleh Beasiswa Cendekia dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pada kategori aktivis muda. Freshgraduate PAI UMY tahun 2020 tersebut memperoleh beasiswa dari BAZNAS sejak semester 5 hingga akhir pendidikan strata pertamanya pada semester 8 di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Alasan untuk mengikuti Beasiswa Cendekia dari BAZNAS adalah untuk meningkatkan kompetensi diri untuk menjadi lebih baik dari sisi pengetahuan (intelektual), spiritual, sosial dan keterampilan” ujar M. Risydan ketika mengungkapkan alasan untuk mengikuti beasiswa tersebut. “Di dalam beasiswa tersebut saya mendapati orang-orang yang hebat, yang mampu secara optimal mengembangkan kompetensi dirinya, disinilah sumber inspirasi bagi saya. Saat itulah semangat belajar akan terpacu, mencari pengalaman dan ilmu baru. Selain itu, visi dan misi, rangkaian program yang diselenggarakan BAZNAS saya lihat dapat menunjang pengembangan diri.” imbuh beliau.

Pentingnya memperluas relasi, menumbuhkan kesadaran dan kepekaan sosial, melatih memanajemen waktu, upaya membuka diri terhadap setiap perspektif dan kepribadian orang lain, serta memberikan kontribusi bagi kemaslahatan lingkungan merupakan motivasi M. Risydan untuk memperoleh berbagai pengalaman sebagai mahasiswa aktivis baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat. M. Risydan merupakan founder dari Al-Qur’an Learning Center dan juga direktur TPA Masjid Al-Ikhlas Patukan, Ambarketawang, Gamping sejak tahun 2017 hingga sekarang. Selain itu, pengalaman beliau menjadi ketua sangatlah banyak, seperti menjadi Ketua I Himpunan Mahasiswa Batur pada 2017 hingga 2019, Ketua Bidang Syiar Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an pada 2018-2019, dan Ketua Bidang Tilawah pada UKM LPTQ UMY 2017-2018. Selain menjadi ketua pada berbagai organisasi, beliau juga anggota pada Bidang Pendidikan Organisasi Remaja Masjid 2018-2019, anggota Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman IMM 2017-2018, anggota Bidang Pendidikan Takmir Masjid Al-Ikhlas Patukan, Ambarketawang, Gamping, dan anggota Bidang Pendidikan Organisasi Remaja Masjid 2018-2019. Pengalaman pada bidang keagamaan memang tak pernah berhenti pada sosok M. Risydan, beliau merupakan delegasi tunggal peserta Kuliah Intensif Kader Tarjih Muhammadiyah pada 2018, andil pada bidang dakwah Pimpinan Rating hingga Cabang Pemuda Muhammadiyah sejak 2019 hingga sekarang, dan beliau juga merupakan peserta MTQ cabang tartil di UNS pada tahun 2018, serta banyak kegiatan keagamaan lain yang beliau ikuti baik di masyarakat maupun di lingkungan kampus. Dari berbagai pengalam tersebut pengalaman yang paling berkesan pada diri M. Risydan sebagai aktivis sekaligus penerima beasiswa kategori aktivis muda adalah pelajaran mengenai keikhlasan. Pandangan seseorang mengenai diri yang tidak melakukan hal apapun padahal kita melakukan sebaliknya adalah hal yang menyakitkan. Pengalaman tersebut yang membuat M. Risydan belajar bahwa apapun yang kita lakukan hanya semata-mata untuk Allah Swt dan demi kebaikan bersama, bukan untuk mendapat pengakuan bahkan pujian dari manusia.

Risydan mengungkapkan bahwa tantangan yang paling berat ketika mendapatkan beasiswa adalah ketika beliau mendapat program berupa pembinaan dan mentoring yang menuntut beliau untuk mencapai standar minimal kompetensi intelektual dan sosial karena hal tersebut sangat menguras tenaga dan pikiran. Adapun tantangan yang beliau dapatkan dari BAZNAS adalah beliau acapkali diminta untuk menyampaikan materi terutama pada bidang Al-Qur’an, namun tantangan tersebut bisa beliau lalui dengan baik.

Pengalaman M. Risydan sangat berkesan, sehingga rasanya sayang apabila tidak ditiru dan diteladani oleh mahasiswa tingkat awal yang tentunya masih memiliki berbagai kesempatan untuk mengikuti beasiswa maupun bertekad menjadi aktivis. Oleh karena itu, M. Risydan berpesan “Bertekadlah untuk melakukan perbaikan diri, kuliah tak melulu soal pelajaran dalam kelas, masih terlalu banyak hal yang harus dieksplorasi. Beasiswa dan terjun sebagai aktivis akan memberikan kesempatan bagi kalian untuk mengembangkan diri, mendapatkan pengalaman baru, relasi baru, ilmu baru, dan ini kesempatan yang tak boleh kita lewatkan.” kepada mahasiswa “angkatan muda” agar memiliki semangat untuk menyumbangkan kontribusinya. Selain itu, M. Risydan juga membagikan tips untuk membagi waktu antara kuliah dan menjadi aktivis agar kegiatan pokok sebagai mahasiswa tidak terabaikan apabila mengikuti kegiatan kontribusi kepada masyarakat, “Kuncinya adalah tentukan skala prioritas, buat timeline, tidak menunda pekerjaan, buat deadline pribadi, lakukan secara totalitas.”